Pengarang
: Tere Liye
Penerbit
: Republika
Kota tempat terbit : Jakarta
Tahun terbit
: 2012
Tebal
: 367 halaman/2,3 cm
Harga
:
Rp 65.000,00
"Ya Allah sungguh sejak kecil ia
selalu menyimpan semuanya sendiri. Sungguh demi adiknya Dalimunte, Wibisana,
Ikanuri, dan Yashinta. Demi kehidupan mereka yang lebih baik. Laisa rela
melakukanya. Lembah Lahambai merupakan tempat mereka menemukan semua janji
kehidupan, segala tetek bengek kajadian, suka cita mereka jalani".
Laisa adalah kakak dari keempat adiknya, meskipun dia
tidak mempunyai hubungan darah dengan keempat adiknya ia sangat mencintai dan
menyayangi adik-adiknya dan rela melakukan apapun demi adik-adiknya.
Kak Laisa merupakan
seorang anak yang terlahir normal, namun ketika dia masih berumur enam bulan
kedua orang tuanya berpisah, kemudian ayahnya menikah lagi dengan seorang
perempuan yaitu ibu dari Dalimunte, Wibisama, Ikanuri, dan Yashinta (ketika
mereka belum lahir). Ketika berumur sembilan bulan Laisa pernah terenam di
baskom ketikan sang ibu tiri pergi kekebun, itulah yang menyebabkan pertumbuhan
laisa tidak normal dan itu semua disebabkan karena ulah ayahnya. Meskipun Laisa
tidak memiliki hubungan darah dengan ibunya, namun sang ibu sudah menganggap Laisa
seperti anak kandungnya sendiri.
Laisa
merupakan seseorang kakak yang keras dan tegas kepada adik-adiknya, Laisa
melakukan itu semua agar adik-adiknya bisa mendapatkan janji kehidupan yang lebih baik. Kak Laisa rela mengorbankan
sekolanya demi membantu ibunya mencari nafkan dan menyekolahkan adik-adiknya. Itu
semua Terbukti, akhirnya keempat adiknya berhasil dan sukses. Namun, tak semua
orang tau bahwa dibalik pengorbanan dan kerja kerasnya ternyata kak Laisa
menyimpan sebuah penderitaan besar yang menghantarkan ia ke akhir kehidupanya,
yaa.. kanker paru-paru yang menyebabkan kak Laisa pergi setelah adik-adiknya
memenuhi janji kehidupan yang lebih baik itu. Suatu ketika Ikanuri dan Wibisama
(adik Laisa yang paling nakal), kabur dan mencuri mangga
wak Burhan ketika seluruh warga desa sedang bergotong royong dalam
membuat kincir angin untuk mengangkat air dengan bantuan angin. Mengetahui ulah
adiknya tersebut, kak laisa marah dan memukul keduanya dengan ranting. Ikanuri
dan Wibisama pun melawan dan berkata” kak Laisa bukan kakak kami, dari tampang
pun berbeda, kak Laisa lebih jelek, pendek hitam dan dekil, kak Laisa bukan
kakak kami” Mendengar perkataan adiknya kak Laisa tersentak dan tak dapat
berkata apa. Lalu Ikanuri dan Wibisama memutuskan untuk pergi dari desa.
Setelah
membaca novel ini tentu kita tau nuansa apa ynag di suguhkan oleh penulis,
yaitu nuansa pengorbanan seorang kakak demi adik-adiknya hingga janji kehidupan
itu ditepati. Pengorbanan yang sangat luar biasa yang diberikan oleh kak Laisa
kepada adik-adkinya. Gaya bahasa dari novel ini sangat sederhana dan menarik,
itu yang menyebabkan pembaca mudah memahami apa yang di sampaikan penulis,
kelebihan yang lain yaitu terdapat pada deskripsi tokoh, latar dan tempat yang
sangat detail, sehingga pembaca juga dapat merasakan apa yang tergambar didalamnya, konflik yang disuguhkan pun sangat
bagus karena dapat membangkitkan emosi pembaca. Contohnya pada bagian Ikanuri
dan Wibisama tersesat di hutan pada saat mereka memutuskan untuk kabur dari rumah dan di dalam hutan mereka terjebak
oleh sang penjaga hutan yaitu seekor Harimau yang sangat ganas. kak Laisa mengumpulkan
segenap kamampuan dan keberanian untuk menyelamatkan ke dua adiknya hingga
akhirnya Wibisama dan Ikanuri selamat dari terkaman Harimau. Kekurangan dari novel
ini yaitu tokoh emak kurang di tonjolkan sehingga sosok emak dalam cerita
kurang berperan. Satu lagi kelebihan novel ini. Pembaca tidak akan
bosan membaca kehidupan di pondok karena penulis rupaya menggunakan alur
campuran. Ia memulai cerita dengan mengambil setting adik-adik Laisa yang sudah
berhasil dan sukses lalu mulai masuk ke dalam ingatan-ingatan ketika Laisa
mengorbahkan segalanya untuk adik-adiknya di kehidupan saat di lembah Lahambai.
Menurut
pendapat saya novel ini sangat bagus karena dapat membangun motivasi, dan tokoh
kak Laisa dapat menjadi inspirasi terutama kepada seorang kakak untuk
adik-adiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar