Option

Rabu, 09 Juli 2014



Perilaku Wisata Gunung Kemukus
Terik matahari di wilayah Gunung Kemukus mengerutkan dahi dan menyipitkan mata. Terlihat kaum perempuan sedang duduk bersenda gurau di warung-warung tenda. Sementara perempuan lainnya sibuk memandangi kami yang berjalan ke arah makam Pangeran Samudra (8/12/13).
Menurut informasi yang di sampaikan oleh juru kunci berinisial S.W yang ketika itu menolak untuk dipublikasikan nama aslinya, Pangeran Samudro adalah seorang putra Raja Majapahit terakhir dari selir yang bernama Nyai Ortrowulan. Ketika Kerajaan Majapahit runtuh, Pangeran Samudro pergi dan berguru tentang agama Islam pada Kyai Ageng Gugur dari desa Pandan Gugur di lereng Gunung Lawu. Setelah selesai berguru dan tercapai maksud tujuannya. Pangeran Samudro kembali ke Demak. Mereka berjalan ke arah barat dan sampailah mereka ke desa Gondang Jenalus (sekarang wilayah Gemolong). Mereka beristirahat untuk melepas lelah. Di tempat itu Pangeran Samudro terserang sakit panas. Ketika sakitnya semakin parah, Pangeran Samudro sudah tidak mampu lagi melanjutan perjalaan ke Demak hingga pada akhirnya Pangeran Samudro meninggal. Kabar tersebut sampai ketelinga ibunya, dan kemudian ibunya menyusul ke desa Godang Jenalus tempat Pangeran Samudro meninggal. Setelah sampai di kampung tersebut beliau juga jatuh sakit dan akhirnya meninggal bersama anaknya. Sebelum pemakaman, diadakanlah musyawarah antara orang-orang yang memiliki lahan di sekitar wilayah itu, mereka bersepakat bahwa lokasi bekas perawatan atau peristirahatan Pangeran Samudro akan didirikan desa baru dan diberi nama “Dhukuh” Samudro yang sampai kini terkenal dengan nama “Dhukuh Mudra” yang terletak sekitar 2 km dari Gunung Kemukus.

Hal yang membuat para pengunjung penasaran ketika pertama kali ke Gunung Kemukus adalah terdapat warung-warung dengan plang atau reklame “ada kamar kosong.” Peziarah yang berkunjung memiliki tujuan yang beragam, hal itu sesuai  dengan kepercayaan masing-masing.
Menurut cerita dari masyarakat sekitar, tujuan ke Gunung Kemukus tidak hanya berziarah ke makam Pangeran Samudro. Namun, ada suatu ritual yang disebut  ngalab berkah dan  boleh dikatakan daya pikat "utama" ritual di Gunung Kemukus ialah kegiatan ritual yang sering dikaitkan dengan adanya hubungan "seks bebas". Hubungan seks tersebut dipercaya sebagai suatu keharusan jika niat mereka ingin terkabul. Kepercayaan tersebut didasari oleh adanya mitos tentang tuah dari kekeramatan makam Pangeran Samudra. Oleh sebab itu, desas-desus tentang kegiatan prostitusi di daerah itu ada alasan dan kaitannya dengan mitos atau kepercayaan masyarakat terhadap makam Pangeran Samudro. “Kalau saya si tidak tau, kalau masalah itu sesuai dengan tujuan masing-masing. Sebenarnya tujuannya ziarah tapi, orang kan memiliki persepsi yang berbeda-beda. Tetapi saya juga memberi tahu kepada peziarah untuk mendoakan yang dimakam. Tapi namanya orang saya juga tidak tau karena saya tidak ikut kedalam.”Tutur pak S.W sambil mengalihkan pendangannya ketika ditanya tentang tujuan peziarah.



              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar